Minggu, 01 November 2015

Hasil Obsevasi



Senin 26 Oktober 2015, tepatnya pukul 08:30 WIB pagi saya pergi ke sekolah SDN MEKARJAYA 1 untuk mencari informasi tentang Kurikulum 2013  dan mengamati pembelajaran nya sekaligus cara pengaplikasiannya dari bapak/ibu guru yang berada di sekolah. Awal saya datang, saya menuju ke kantor dimana tempat bapak/ibu guru berada saya mengetuk pintu sambil mengucapkan salam dan berwawancara dengan gurunya.
Saya                : assalamualikum wr. wb.
Narasumber     : walaikumsalam wr. wb.
Saya                : ada waktu kosong tidak pak?
Narasumber     : iya ada de sok silahkan duduk saja
Saya                : saya dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa pak ingin ingin mencari informasi tentang kurikulum yang di pakai di sekolah ini, boleh tidak pa?
Narasumber     : boleh de silahkan, mau bertanya apa de ?
Saya                : saya mau bertanya seputar tentang kurikulum 2013 pa
Narasumber     : oh begitu
Saya                : iya pak, menurut bapak apakah kurikulum 2013 itu?
Narasumber     : Kurikulum 2013 merupakan sebuah pembelajaran yang menekankan pada aspek afektif atau perubahan perilaku dan kompetensi contohnya seperti sikap, keterampilan dan pengetahuan, begitu de. Agar mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih produktif, sehingga nantinya mereka bisa sukses dalam menghadapi berbagai persoalan dan tantangan di zamannya, memasuki masa depan yang lebih baik.
Saya                : Apakah bapak setuju dengan kurikulum 2013?
Narasumber     : Iya, saya sangat setuju karena kurikulum 2013 itu sangat baik sekali dikarenakan berdampak positif bagi siswa maupun guru.
Saya                : Dalam kurikulum 2013 pendidikan apakah yang paling ditekankan dalam proses belajar mengajar?
Narasumber     : contohnya seperti sikap, keterampilan dan pengetahuan, begitu de.
Saya                : Apakah disekolah bapak sudah menerapkan kurikulum 2013?
Narasumber     : Tahun kemarin sekolah ini sudah mencoba menerapkan kurikulum 2013 tetapi sekarang diganti kembali ke kurikulum KTSP
Saya                : Sebelum kurikulum 2013 di terapkan, adakah pelatihan-pelatihan khusus yang diberikan kepada guru?
Narasumber     : kalau saya waktu tahun kemarin sewaktu di terapkannya kurikulum 2013 saya tidak mendengar dan tidak mengetahui adanya pelatihan-pelatihan, hanya saja ada pelatihan untuk kepala sekolah saja.
saya                 : Adakah kesulitan guru dalam menerapkan kurikulum 2013?
Narasumber     : ada de, kesulitanya proses penilaian yang sangat rumit dan membuat siswa aktif itu susah karena di dalam kurikulum 2013 guru harus pintar menjadi pasilitator agar siswa bertanya.
Saya                : Apakah perbedaan kurikulum sebelumnya (KTSP) dengan kurikulum 2013?
Narasumber     :Sebenernya kalau di analisis itu sama yang berbeda adalah penekanan sikap spiritual dengan sosial, format penilaian, perbedaan study dan penanaman sikap. Jadi sebenernya ktsp itu masih ada Cuma sekarang lebih di kemas menjadi lebih baik lagi dan berganti nama menjadi kurikulum 2013.
Saya                : Lebih mudah mana cara mengajar antara KTSP dengan kurikulum 2013?
Narasumber     : Kalau menurut pendapat saya lebih mudah KTSP
Saya                : Apa kelebihan kurikulum 2013 dibandingkan dengan kurikulum-kurikulum sebelumnya?
Narasumber     : Nah kalau kurikulum 2013 itu lebih menekankan pada pendidikan karakter. Selain kreatif dan inovatif, pendidikan karakter juga penting yang nantinya terintegrasi menjadi satu. Misalnya, pendidikan budi pekerti luhur dan karakter harus diintegrasikan kesemua program studi.
Saya                :Menurut bapak, apa kekurangan dari kurikulum 2013?
Narasumber     : Untuk kekurangan nya jadi Pemerintah seolah melihat semua guru dan siswa memiliki kapasitas yang sama dalam kurikulum 2013. Guru juga tidak pernah dilibatkan langsung dalam proses pengembangan kurikulum 2013.
Saya                : Sudah cocok kah kurikulum 2013 diterapkan disekolah yang bapak/ibu ajar?
Narasumber     : Belum de karena sekolah ini belum memenuhi kriteria sekolah seperti di kota-kota besar yang sudah maju dan memiliki kapasitas yang sangat memadai.
Saya                : Apa sajakah mata pelajaran yang di ajarkan dalam kurikulum 2013?
Narasumber     : kalau di sekolah ini tematik
Saya                : Dalam kurikulum 2013 siswa dituntut aktif dalam proses belajar mengajar, menurut bapak apakah itu tidak memberatkan kepada siswa?
Narasumber     : Ya menurut saya memberatkan siswa karena ya anak SD yang lagi senang-senangnya bermain bersama kawan-kawannya de.
Saya    :Dalam kurikulum 2013 juga siswa diajarkan hal-hal yang nyata, apakah ada kesulitan dalam mencari dan menggunakan media pembelajarannya?
Narasumber     : sama saja kalau menut saya kalau tentang media pembelajaran itu sama seperti KTSP
Saya                : oh begitu, yaudah pak terimakasih banyak atas waktunya, maaf mengganggu waktu bapak
Narasumber     : tidak apa-apa de santai saja
Saya                : pak saya maumengamati proses pembelajaran sekaligus keadaan kelas apakah boleh pak ?
Narasumber     : iya de boleh
Setelah saya berbincang – bincang saya langsung ke kelas 1 sampai dengan kelas 6 dan saya mengamati cara guru menyampaikan materi dan melihat tata ruanganganya setelah itu saya menuju ke perpustakaan tempat di mana anak  - anak belajar di luar jam belajar atau sedang waktunya istirahat.
Diposkan oleh aditya sakmad 14:20

KUALITAS GURU DI INDONESIA



Salah satu masalah dalam dunia pendidikan adalah Rendahnya Kualitas Guru, keadaan guru di Indonesia juga amat memprihatinkan. Kebanyakan guru belum memiliki profesionalisme yang memadai untuk menjalankan tugasnya sebagaimana disebut dalam pasal 39 UU No 20/2003 yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan, melakukan pelatihan, melakukan penelitian dan melakukan pengabdian masyarakat.
Bukan itu saja, sebagian guru di Indonesia bahkan dinyatakan tidak layak mengajar. Persentase guru menurut kelayakan mengajar dalam tahun 2002-2003 di berbagai satuan pendidikan sbb: untuk SD yang layak mengajar hanya 21,07% (negeri) dan 28,94% (swasta), untuk SMP 54,12% (negeri) dan 60,99% (swasta), untuk SMA 65,29% (negeri) dan 64,73% (swasta), serta untuk SMK yang layak mengajar 55,49% (negeri) dan 58,26% (swasta).
Kelayakan mengajar itu jelas berhubungan dengan tingkat pendidikan guru itu sendiri. Data Balitbang Depdiknas (1998) menunjukkan dari sekitar 1,2 juta guru SD/MI hanya 13,8% yang berpendidikan diploma D2-Kependidikan ke atas. Selain itu, dari sekitar 680.000 guru SLTP/MTs baru 38,8% yang berpendidikan diploma D3-Kependidikan ke atas. Di tingkat sekolah menengah, dari 337.503 guru, baru 57,8% yang memiliki pendidikan S1 ke atas. Di tingkat pendidikan tinggi, dari 181.544 dosen, baru 18,86% yang berpendidikan S2 ke atas (3,48% berpendidikan S3). Walaupun guru dan pengajar bukan satu-satunya faktor penentu keberhasilan pendidikan tetapi, pengajaran merupakan titik sentral pendidikan dan kualifikasi, sebagai cermin kualitas, tenaga pengajar memberikan andil sangat besar pada kualitas pendidikan yang menjadi tanggung jawabnya. Kualitas guru dan pengajar yang rendah juga dipengaruhi oleh masih rendahnya tingkat kesejahteraan guru.
Rendahnya kesejahteraan guru mempunyai peran dalam membuat rendahnya kualitas pendidikan Indonesia. Berdasarkan survei FGII (Federasi Guru Independen Indonesia) pada pertengahan tahun 2005, idealnya seorang guru menerima gaji bulanan serbesar Rp 3 juta rupiah. Sekarang, pendapatan rata-rata guru PNS per bulan sebesar Rp 1,5 juta. guru bantu Rp, 460 ribu, dan guru honorer di sekolah swasta rata-rata Rp 10 ribu per jam. Dengan pendapatan seperti itu, terang saja, banyak guru terpaksa melakukan pekerjaan sampingan. Ada yang mengajar lagi di sekolah lain, memberi les pada sore hari, menjadi tukang ojek, pedagang mie rebus, pedagang buku/LKS, pedagang pulsa ponsel, dan sebagainya (Republika, 13 Juli, 2005).
Dengan adanya UU Guru dan Dosen, barangkali kesejahteraan guru dan dosen (PNS) agak lumayan. Pasal 10 UU itu sudah memberikan jaminan kelayakan hidup. Di dalam pasal itu disebutkan guru dan dosen akan mendapat penghasilan yang pantas dan memadai, antara lain meliputi gaji pokok, tunjangan yang melekat pada gaji, tunjangan profesi, dan/atau tunjangan khusus serta penghasilan lain yang berkaitan dengan tugasnya. Mereka yang diangkat pemkot/pemkab bagi daerah khusus juga berhak atas rumah dinas.
Tapi, kesenjangan kesejahteraan guru swasta dan negeri menjadi masalah lain yang muncul. Di lingkungan pendidikan swasta, masalah kesejahteraan masih sulit mencapai taraf ideal. Diberitakan Pikiran Rakyat 9 Januari 2006, sebanyak 70 persen dari 403 PTS di Jawa Barat dan Banten tidak sanggup untuk menyesuaikan kesejahteraan dosen sesuai dengan amanat UU Guru dan Dosen (Pikiran Rakyat 9 Januari 2006).
Diposkan oleh aditya sakmad 14:16

Asal Muasal Karang Bolong Carita




Pada awalnya, pantai yang berada di ruas jalan utama Anyer-Carita ini dikenal dengan nama Pantai Karang Suraga. Nama ini diambil dari Suryadilaga, nama orang sakti mandraguna pada zaman dahulu yang bertapa di tempat ini hingga akhir hayatnya. Meski Suryadilaga telah lama meninggal, masyarakat sekitar pantai ini meyakini bahwa ia masih hidup dan bermukim di pantai tersebut.

Dalam perkembangan selanjutnya, perlahan-lahan nama Karang Suraga memudar dan berganti nama menjadi Karang Bolong. Hal ini disebabkan adanya sebuah batu karang besar yang di tengahnya berlubang (bolong) dan membentuk sebuah lengkungan. Salah satu ujung karangnya berada di tepi pantai, sementara ujung karang yang satu lagi menghadap ke laut lepas.

Nama Pantai Karang Bolong diambil dari karang yang besar dan berlubang ditengah nya atau bolong.. Karang Bolong merupakan karang besar yang berlubang di tengahnya, menurut perkiraan para ahli, diperkirakan akibat letusan gunung Krakatau pada tahun 1883.

Pantai Karang Bolong berbentuk lengkung yang sangat lebar dan menghadap langsung ke laut lepas. Oleh pengelola pantai ini, beberapa bagian karang diberi anak tangga agar pengunjung bisa menaiki karangnya hingga bagian atas. Dari tempat ketinggian di atas karang itulah para pengunjung bisa menikmati pemandangan laut.
•    Terjemahan dengan menggunakan bahasa daerah
Sejarah Pantai Karang Bolong
Pada mulane, pantai sing wenten ning ruas dalan utama Anyer-Carita niki dikenal sareng Pantai Suraga. Aran niki di sambut sing Suryadilaga, aran wong sakti mandraguna pada jaman bengen sing tetapa ning tempat niki sampe akhir hayate.
Senajan Suryadilaga sampun lambat padem, masyarakat sekitar pantai niki ngeyakini bahwa Suryadilaga masih wenten lan bermukim ning pantai niki.
Sing perkembangan selanjute, alon-alon aran Karang Suraga pudar lan ganti aran jadi Karang Bolong. Hal niki disebabaken sareng sebuah batu karang gede sing wenten tengahe berlubang (bolong) lan ngebentuk sebuah lengkungan. Salah siji ujung karange wenten ning tepi pantai, sementara ujung karange sing salah sijine lagi ngadep ning laut luas.

Aran pantai karang bolong diisung sareng karang gede lan berlubang ning tengahe atawa bolong. Karang bolong niku karang gede sing wenten lubange ning tengahe, jereh perkiraan wong ahli, sing diperkiraken akibat letusan gunung krakatau pada taun 1883.

Pantai karang bolong bentuke lengkung sing sangat lebar lan ngehadap langsung ning laut luas. Sing pengelola pantai niki, wenten bagian karang diisungi anak tangga gunah pengunjung bisa manek karang sampe ning duhur.
Sing tempat keduhuran, ning duhur karang niku para pengunjung bisa ngenikmati pemandangan laut.

Pesan Moral:
•    Dari cerita daerah diatas disimpulkan nilai pendidikan yaitu: kita bisa mengetahui sejarah lokasi daerah tersebut yang mempunyai nilai mistis.
•    Sing cerita ning daerah niku, dapat disimpulaken nilai pendidikane yaiku, kita sedanten bisa weruh sejarah lokasi daerah tersebut sing ngederebeni niali mistis atawa samun.

Diposkan Oleh Aditia 00:09